- Memperbaiki workability beton
- Mengatur factor air semen pada beton segar.
- Mengurangi penggunaan semen
- Mencegah terjadinya segregasi dan bleeding
- Mengatur waktu pengikatan aduk beton
- Meningkatkan kekuatan beton keras.
- Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras.
- Meningkatkan sifat tahan lama pada beton keras termasuk tahan terhadap zat-zat kimia, tahan terhadap gesekan, dll.
JENIS-JENIS ADMIXTURE
Secara
umum ada dua jenis bahan tambah yaitu bahan tambah yang berupa mineral
(additive) dan bahan tambah kimiawi (chimical admixture). Bahan tambah
admixture ditambahkan pada saat pengadukan atau pada saat pengecoran.
Sedangkan bahan tambah additive ditambahkan pada saat pengadukan. Bahan
tambah admixture biasanya dimaksudkan untuk mengubah perilaku beton
pada saat pelaksanaan atau untuk meningkatkan kinerja beton pada saat
pelaksanaan. Untuk bahan tambah additive lebih banyak bersifat
penyemenan sehingga digunakan dengan tujuan perbaikan kinerja
kekuatannya.
Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu :
1. Tipe A : Water Reducing Admixture (WRA)
Bahan
tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air pengaduk untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan menggunakan jenis
bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu :
- Hanya menambah/meningkatkan workability. Dengan menambahkanWRA ke dalam beton maka dengan fas (kadar air dan semen) yang sama akan didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih tinggi. Dengan slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah dituang, diaduk dan dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak dikurangi dan workability meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan beton keras yang lebih besar dibandingkan beton tanpa WRA.
- Menambah kekuatan tekan beton. Dengan mengurangi/memperkecil fas (jumlah air dikurangi, jumlah semen tetap) dan menambahkan WRA pada beton segar akan diperoleh beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari beberapa hasil penelitian ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi workability tinggi maka kuat tekan beton meningkat.
- Mengurangi biaya (ekonomis). Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah semen serta air, maka akan diperoleh beton yang memiliki workability sama dengan beton tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA. Dengan demikian beton lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit.
2. Tipe B : Retarding Admixture
Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat proses waktu pengikatan beton. Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas, memperpanjang waktu untuk pemadatan, pengangkutan dan pengecoran.
Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat proses waktu pengikatan beton. Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas, memperpanjang waktu untuk pemadatan, pengangkutan dan pengecoran.
3. Tipe C : Accelerating Admixtures Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk
mempercepat proses pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton.
Bahan ini digunakan untuk memperpendek waktu pengikatan semen sehingga
mempecepat pencapaian kekuatan beton. Yang termasuk jenis accelerator
adalah : kalsium klorida, bromide, karbonat dan silikat. Pda
daerah-daerah yang menyebabkan korosi tinggi tidak dianjurkan
menggunakan accelerator jenis kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat
ditambahkan pada beton adalah sebesar 2 % dari berat semen.
4. Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture
Jenis
bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air
pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan
dengan konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan
awal dan pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton,
maka jumlah semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang
dikurangi. Bahan ini berbentuk cair sehingga dalam perencanaan jumlah
air pengaduk beton, maka berat admixture ini harus ditambahkan sebagai
berat air total pada beton.
5. Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini akan dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air yang rendah tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini diinginkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu pengikatan yang lebih cepat (beton mempunyai kekuatan awal yang tinggi).
6. Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih. Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton, diinginkan untuk mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup tinggi sehingga diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah air sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan (workability beton) juga lebih tinggi. Bahan tambah jenis ini berupa superplasticizer. Yang termasuk jenis superplasticizer adalah : kondensi sulfonat melamine formaldehyde dengan kandungan klorida sebesar 0,005 %, sulfonat nafthalin formaldehyde, modifikasi lignosulphonat tanpa kandungan klorida. Jenis
bahan ini dapat mengurangi jumlah air pada campuran beton dan meningkatkan slump beton sampai 208 mm. Dosis yang dianjurkan adalah 1 % - 2 % dari berat semen.
7. Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding admixtures
Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan pengerasan beton. Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan memperlambat waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.
Jenis-jenis
bahan tambah mineral (Additive) Jenis bahan tambah mineral (additive)
yang ditambahkan pada beton dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja kuat
tekan beton dan lebih bersifat penyemenan. Beton yang kekuarangan
butiran halus dalam agregat menjadi tidak kohesif dan mudah bleeding.
Untuk mengatasi kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive
yang berbentuk butiran padat yang halus. Penambahan additive biasanya
dilakukan pada beton kurus, dimana betonnya kekurangan agregat halus
dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi perlu dipompa pada jarak
yang jauh. Yang termasuk jenis additive adalah : puzzollan, fly ash,
slag dan silica fume.
Adapun keuntungan penggunaan additive adalah (Mulyono T, 2003) :
- Memperbaiki workability beton
- Mengurangi panas hidrasi
- Mengurangi biaya pekerjaan beton
- Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
- Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
- Menambah keawetan (durabilitas) beton
- Meningkatkan kuat tekan beton
- Meningkatkan usia pakai beton
- Mengurangi penyusutan
- Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton rendah)
Jenis
bahan tambah lain yang biasa digunakan adalah bahan pembentuk gelembung
udara (Air Entraining Agent/AEA). Ada dua jenis AEA, yaitu jenis
detergent dan bukan deterjent.
a. Jenis deterjent AEA
Pada umumnya adalah dari jenis deterjent, yaitu zat aktif terhadap
permukaan. Zat ini biasanya berupa zat organik sebagai bahan baku sabun,
sehingga bila diaduk dengan air akan menjadi busa dan busa ini akan
tersebar di dalam adukan beton. Gelembung-gelembung ini berada diantara
butiran semen dan agregat yang berfungsi sebagai bola pelincir
sehingga adukan beton menjadi lebih mudah diaduk. Penambahan AEA membuat
beton mempunyai sifat penyusutan yang kecil dan membuat beton lebih
kedap air. Bahan yang biasa digunakan untuk membuat AEA adalah damar
vinsol yang merupakan senyawa asam abiet (abietic acid) atau biasa
disebut dengan soda api.
b. Jenis bukan deterjent Jenis ini biasanya berupa bubuk aluminium halus. Bubuk ini apabila bercampur dengan air pada beton akan bereaksi membentuk gelembung udara gas hidrogen. Biasanya digunakan juga bahan stabilisator (Natrium Stearat) agar gelembungnya dapat tersebar merata dan stabil.
PEMAKAIAN ADMIXTURE DALAM BETON
Admixture
atau bahan tambah untuk beton digunakan dengan tujuan untuk memperbaiki
atau menambah sifat beton tersebut menjadi lebih baik. Jadi sifatnya
hanya sebagai bahan penolong saja. Jadi admixture sendiri bukan zat yang
dapat membuat beton yang buruk menjadi baik.
Ada beberapa pertimbangan di dalam pemakaian admixture pada beton, yaitu (Samekto W, et.al, 2001):
- Jangan menggunakan admixture bila tidak tahu tujuannya.
- Admixture tidak akan membuat beton buruk menjadi beton baik
- Suatu admixture dapat merubah lebih dari satu sifat adukan beton
- Pengawasan terhadap bahan ini sangat penting, termasuk pengawasan atas pengaruhnya pada beton.
Sumber : http://operator-it.blogspot.co.id/2014/03/admixture-salah-satu-bahan-campuran.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar